26 February 2016

Elegi Kisah Merpati


Aaaaaaaaaa ....
Syndrome itu semakin ganas saja ... entah apa namanya sang syndrome yang masih saja betah bersarang di jiwanya :D. Sebuah gejala di mana semua yang ada dalam pikiran blank ketika melihat seseorang yang .....

Jadi ceritanya ada hal yang terlintas di pikiran Merpati. Hal itu terus saja menghantui Kadiv Pembinaan Departemen Kaderisasi Rohis Sastra Jepang di Kepengurusan baru tahun ini. Ia mendengar sebuah lagu yang syairnya begini :

Jujurlah sayang ...
Aku tak mengapa
Biar semua
Jelasn kan berbeda
Jika nanti, aku yang harus pergi
Kuterima walau sait hati

Lagu yang mungkin secara tak sengaja diputar oleh mba-mba penjaga warung makan pondok delima. Ketika lagu tersebut diputar, Ia sedang menikmati nasi ayam kosek favoritnya, tenggorokannya hampir melempar segenap sambal pedas dalam ayam kosek itu ketika seorang akhwat berjilbab pink tiba-tiba melintas dengan sepeda berkecepatan tinggi dan tertabrak sebuah mobil bak terbuka.

Mawar. Itu namanya. Merpati segera meninggalkan Ayam Kosek dan membawa gadis malang itu ke Rumah Sakit terdekat. Beberapa akhwat silih berganti menjenguknya, namun Mawar tak juga sadarkan diri. Tak ada yang bisa Merpati lakukan kecuali mendoakan kesembuhan Mawar.

"Dor!!!!!" Beta jangan kebanyakan membaca novel roman picisan. Deengan seenaknya kamu menebak bahwa Merpati jatuh cinta pada Mawar kemudian menjadikan Mawar sebagai istrinya setelah Mawar sembuh.

Padahal akhirnya begini,  Mawar membutuhkan donor ginjal, dengan sukarela Merpati pun mendonorkan ginjalnya. Namun, gempa bumi melanda ketika operasi transplantasi organ itu berlangsung. Mawar, Merpati, sekaligus dokter-dokternya meninggal seketika ditelan bencana alam ini.

Aku ingin mengakhiri kisah ini dengan tragis. Karena aku ingin kamu menyadari bahwa tidak semua bencana berasal dari diri kita sendiri. #Psikopat #PokerFace

25 February 2016

Terima kasih telah berhenti mengharapkanku



Sebuah jalan yang dilalui banyak kendaraan ...
Aku ingat kali terakhir kita berbincang sambil memandangi jalan ini..
Tepatnya kali terakhir kita ngobrol di sini
Kamu bilang ...
Bagaimanapun jalan kita masing-masing nanti
Semoga Allah memberikan takdir terbaik untuk kita

Malam itu kamu membuat sebuah keputusan.
Keputusan untuk mengakhiri semua harapan yang bisa jadi hanya akan menyakiti di masa depan. Kita seperti sepakat untuk tidak membebani pikiran dengan hal-hal yang sebenarnya sudah digariskan oleh-Nya. Kamu melepas kacamata tebalmu, memandang arah jalan dengan tatapan kosong. Hening. Aku hanya menunduk, tak tahu harus berkata apa.

Bingung juga. Kenapa tiba-tiba kamu berkata bahwa semua harapan harus diakhiri. Selama ini aku tak pernah mengharapkan apapun padamu. Bukan. Tepatnya pada takdir kita. Kita? Bahkan kamu tidak masuk dalam peta hidupku. Haha .. aku sedikit merasa bersalah, tatapanku saat itu hanya berarti rasa kasihan. Kamu sendiri yang menciptakan dan menyuburkan harapan-harapan itu, dan kamu pula yang mematahkannya. Sementara aku yang kamu harapkan masih saja diam di titik yang sama, tanpa kembali mengharapkanmu.

Kemarin aku sempat berdiskusi dengan Lam tentang kamu, manusia di pojok sana yang tak kusangka masih setia membaca blogku hingga kini. Terima kasih sudah berkenan meluangkan waktu untuk membaca untaian kata di sini.

Aku berencana mengumpulkan tulisan-tulisan yang selama ini tercecer di sini. Entah kenapa rencanaku demikian.

Terima kasih telah berhenti mengharapkanku dan meyakini dengan pasti bahwa takdir Allah adalah yang terbaik. Setidaknya tanpa kusadari di masa lalu, aku tidak menjadi sebab ketidaktaqwaanmu pada Allah akibat rasa-rasa yang tidak diridhoi oleh-Nya.

Thanks for being my friends.

22 January 2016

Dunia Lain



"Duniaku nggak cuma di sini, Mel ...."

Saat ia berkata demikian,aku harus menyadari sepenuhnya bahwa Allah sedang menguji kesabaranku, hingga sejauh mana aku bergerak. Semua orang sedang berada pada titik kelelahan. Aku harus menyadari itu.

Kesadaran memang harga yang mahal. Harus dibayar dengan banyak waktu. Kuatkan ya rabb.. kuatkan


#Afwan. Sebuah ketidakjelasan yang tak pasti. Mungkin di masa depan aku akan tersenyum membaca postingan ini. atau aku akan mengatakan, "ini maksudnya apa yaa.. hahaha"

20 January 2016

Alley at My Life Mapping



Semalam bersama Lam. Membuat Gang-gang kecil yang memang sudah tertera di Life Mapping. 
Ya rabb ...
Engkau telah memberikanku pensil
Kuberikan penghapusnya pada-Mu 
Aku pasrah 
Kuharap deretan kata ini takkan membuatku menangis ketika memandangnya di masa depan
Aku akan tersenyum
Mensyukuri satu demi satu peristiwa yang Engkau anugerahkan

Karena mengikhlaskan bukan berarti melepaskan saja
Mengikhlaskan juga merelakan, dan menerima segala ketentuan-Mu :)